kewiraan

Diposting oleh Unknown

pendidikan kewarganegaraan

A.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1.negara kepulauan
2.sistem demokrasi
3.beragam agama,suku,bangsa,etnis
4.kaya sda
5.gangguan keamanan:
a.separatis (rms,papua,gam)
b.teroris
c.penembakan polisi
6.kelompok fundamentalisme (fpi,mmi)

B.PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1.Bela negara
-Sistem pertahanan nasional
-Wajib militer

2.Kebenaran filsafah hidup

3.Bentuk final 4 pilar:
-Nkri
-Pancasila
-Uud 1945
-Bhineka tunggal ika

4.Ancaman dalam negeri:

-Fpi (front pembela islam ) merusk wajah islam
-Hti (hisbu tahrir indonesia)
-Mta (majlis tafsir alqur’an)

5.Perbedaan antar kewiraan dengan kewarganegaraan
-Kewiraan itu pendidikan pada penguruan tinggi sedangkan kewarganegaraan pada pendidikan sekolah

C.KETAHANAN NASIONAL
1.Hubunga ketahanan nasional dengan geostrategi sama arti tapi beda kata, hanya saja lebih cenderung pada ketahanan nasional.
2.Penjelasan ketahanan nasional
Ketahanan nasional merupakan mempertahankan negara dan ATKG

3.Bagaimana cara menjaga ketahanan nasional?
Dengan cara melawan ancaman dalam ketahanan nasional yang meliputi 3 kategori, yaitu:
-Bahaya alam : virus hiv/aids, flu burung, banjir, pemanasan global,dll.
-Bahaya ekonomi : kemiskinan, pengangguran, krisis ekonomi, krisis pangan, dll
-Bahaya sosial dan politik : konflik etnis, agama, budaya, narkoba, dll

4.Sejauh mana ketahanan nasional negara kita saat ini?
-Sejauh Kita Memandang Pada Landasan Ketahanan Nasional Didalam Menyelesaikan Masalah Dalam Dan Luar Negeri,Sesuai Yang Telah Tercantumkan Dalam Pancasila,Uud 1945,Dan Wawasan Nusantara.
-Kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.

5.Dasar hukum dari ketahanan nasional
-Uud 1945
-Uu no.3 tahun 2002
-Pancasila

6.Apa hubungan antara ketahanan nasional dengan integritas nasional
Hubungannya sangat berkaitan, karena dalam membentuk ketahanan nasional perlu adanya suatu integritas nasional atau penyatuan nasional yang meliputi semua bangsa indonesia.

D.WAWASAN NUSANTARA

1.Wawasan nusantara adalah wawasan yang bersumber pada uud 1945.
Kata wawasan nusantara berasal dari kata:
-Wawas : melihat/pandangan, tindakan
-Nusa : satu seluruh kesatuan dari pada suatu negara/kepulauan.
-Antara : letak antara 2 tempat

2.Tujuan wawasan nusantara adalah untuk mewujudkan negara yang bersatu dengan kesatuan yang utuh dan kuat.

3.Unsur wawasan nusantara meliputi 3 aspek yaitu wadah,isi,dan tata laku.

4.Relawan wawasan nusantara,seluruh warga nkri.

5.Fungsi wawasan nusantara yaitu mempertahankan kesatuan wilayah nkri dari berbagai ancaman baik luar negeri maupun dalam negeri.

E.POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

1.Jelaskan perbedaan politik nasional dengan strategi nasional?
Politik nasional merupakan perencanaan ,pengembangan,pemeliharaan,dan pengendalian serta penggunaan potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Strategi nasional merupakan suatu cara untuk melaksanakan sasaran/untuk mencapai tujuan nasional yang telah ditetapkan.

2.Sebutkan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan dibidang ekonomi

-Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu pasar.
-Mengenbangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat.
-Menyehatkan apbn dengan mengurangi devisit anggaran melalui peningkatan disiplin anggaran,pengurangan subsidi dan pinjaman luar negeri.

3.Apa upaya untuk mengatasi politik dalam dan luar negeri?

a.Upaya dalam negeri:
-Memperkuat keberadaan dan keberlangsungan negara kesatuan republik indonesia yang bertumpu pada bhineka tunggal ika
-Mengembangka sistem politik nasional yang berkadaulatan rakyat, demokrasi dan terbuka.
-Meningkatkan pendidikan politik secara intensif kepada masyarakat untuk mengembangkan politik yang demokratis.

b.Upaya luar negeri
-Untuk menegaskan arah politik luar negeri indonesia yang bebas akitif dan berorientasi pada kepentingan nasional
-Dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional harus dengan persetujuan lembaga perwakilan rakyat.
-Meningkatkan kesiapan indonesia dalam segala bidang untuk meghadapi perdagangan bebas

pemrograman C

Diposting oleh Unknown


pemrograman C
Versi Bahasa C
C K&R
Pada tahun 1978, Dennis Ritchie dan Brian Kernighan menerbitkan edisi pertama dari buku yang berjudul The C Programming Language. Buku ini hingga sekarang diakui sebagai kitab suci bahasa C dan merupakan referensi utama seorang pemrogram yang ingin mengetahui tentang bahasa C, terutama karena begitu lengkapnya cakupan buku ini tentang bahasa C dan mudahnya program yang dicontohkan dalam buku ini.
Versi bahasa C yang ditampilkan dalam buku ini kemudian dikenal dalam kalangan pemrogram sebagai C K&R. Pada buku The C Programming Language edisi kedua kemudian melingkupi ANSI C yang diperkenalkan belakangan.
ANSI C & ISO C
Pada perkembangannya, muncul versi-versi C lain yang pada akhirnya membuat kebingungan di kalangan pemrogram. Karena itu, pada tahun 1983, American National Standards Institute (ANSI) membuat sebuah komite untuk membuat sebuah versi standar dari bahasa C. Setelah melalui proses yang panjang dan sengit, pada tahun 1989, telah berhasil disahkan standar yang dinamakan ANSI X3.159-1989, versi ini seringkali dinamakan ANSI C, atau kadang-kadang C89.
Pada 1990, versi ANSI C diadopsi oleh Organization for Standardization (ISO) dengan sedikit perubahan dengan nama ISO/IEC 9899:1990. Versi ini seringkali dinamakan ISO C atau C90. Karena versi ANSI C dan ISO C hanya memiliki sedikit perbedaan, pemanggilan C90 dan C89 merujuk pada bahasa yang sama.
C99
Versi C99 dibuat oleh ISO C pada tahun 1999. Versi ini dimaksudkan terutama untuk memperbanyak dukungan kepada pemrograman berorientasi objek, terutama setelah C++, yang dibuat berdasarkan bahasa ini mendapat tempat yang istimewa di kalangan pemrogram
Pustaka
Pustaka (seringkali dirujuk sebagai library), adalah kumpulan fungsi-fungsi yang terkandung dalam satu file, Setiap file pustaka mempunyai satu Header file yang menyimpan cetak biru dari fungsi-fungsi yang terkandung dalam file pustaka.
Bahasa C seringkali dipakai untuk membuat file-file pustaka yang menyimpan fungsi-fungsi tertentu, dikarenakan C dapat dikompile menjadi bahasa mesin yang sangat cepat dan kecil ukurannya, kemudian bahasa pemrograman lain seperti Python yang akan menciptakan antar-muka dari fungsi-fungsi yang dikandungnya.
Pustaka yang paling sering dipakai adalah Pustaka Standar C, yang berisi fungsi-fungsi standar yang berasal dari ANSI C. Pustaka standar ini sekarang telah terkandung dalam hampir setiap kompiler C yang dipakai.
Hello, World!
Berikut ini adalah contoh program sederhana yang akan mencetak kalimat "Hello, World!" dengan menggunakan pustaka stdio.h (ANSI C):
     #include <stdio.h>
     int main(void) {
         printf("Hello, World!\n");
         return 0;
     }
Perbandingan dengan C++
C++ pada awalnya disebut sebagai "C dengan Kelas" (C With Classes) dan diciptakan untuk memiliki fitur pemrograman berorientasi objek. Karena C++ berdasarkan dari C, maka kebanyakan kode C bisa dirakit di kompilator C++ dengan mudah. Perbedaan kecil contohnya kata "new" dan "delete" yang terdapat di kode C tidak bisa dirakit di C++ karena kata-kata ini adalah kata dipesan C++. Pustaka C biasanya bisa diimpor ke pustaka C++, tapi karena kompilator C dan C++ memiliki "name mangling" yang berbeda, maka perubahan kecil di kode C perlu dilakukan.[1]


ARTIKELKU

Diposting oleh Unknown


Memberi Maaf


memberi maaf adalah sifat terpuji. namun untuk melaksanakannya bukan perkara yang mudah. meminta maaf memang kelihatan mudah ketika diucapkan. hal ini terjadi dalam keseharian. misalnya suatu ketika ada siswa yang berkelahi kemudian didamaikan oleh gurunya rupanya enggan untuk bersalaman dan meminta maaf. kalau mungkin tidak dipaksa atau karena takut dengan gurunya sehingga dengan berat hati mau berjabat tangan. dan pesan guru permasalahan ini cukup sampai disini. alhamdulillah, sampai sekarang belum ada kabar perkelahian lagi keduanya.
guru sekarang ini berat juga dalam mendidik. karena tidak hanya transfer ilmu saja, namun juga memberi keteladanan dalam keseharian. makanya nilai guru dulu dengan sekarang berbeda. di desa-desa masih dijumpai seorang guru dipanggil dengan pak atau bu guru bukan namanya. sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi atas jasanya ikut mencerdaskan masyarakat. namun seiring dengan perkembangan nilai-nilai ini mulai terkikis. memang terkadang oleh karena perilaku guru sendiri.
mengenai istighfar ini,menarik untuk dibicarakan. pernah suatu ketika Pak Kiai Ghozali dawuh dalam suatu pengajian."Co, aja lali saben dino ngamalno istigfar lan sholawat. iku wis cukup kanggo amalane santri". begitulah kira-kira dawuh beliau. bahwasanya ketika seorang santri masih dalam tahap thalibul ilmi, tidak usah berpikiran macam-macam. maksudnya mengamalkan wirid yang macam-macam karena dikhawatirkan akan menggangu dalam proses belajar. memang banyak kejadian dalam hal ini. dan memang biasanya Pak Yai dawuh seperti ini pastilah ada dasarnya. pastilah ada pengalaman yang banyak tentang hal ini.
pesantren tertentu memang mempunyai ciri khas masing-masing. misalnya di Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk tidak diperbolehkan untuk tirakat. karena tirakatnya santri sudah ditanggung oleh pengasuhnya. sehingga tidak ada santri yang melaksanakan puasa sunah senin kamis, puasa daud, dan sebagainya. pernah suatu ketika ada santri yang melanggar larangan ini nyatanya juga tidak kuat nyantri. akhirnya pulang. sedang yang melaksanakan aturan ini banyak yang menjadi orang di daerah asalnya masing-masing.
logika sederhananya bisa dimengerti. hak ada dua, hak Allah dan hak Adam. hak Allah yang dilanggar misalnya melakukan dosa dan maksiat yang perlu dilakukan adalah meminta ampun dengan membaca istighfar sebanyak-banyaknya. lalu berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi yang biasa dinamakan taubat nasuha. sedang hak adam adalah hak kemanusiaan. yang termasuk dalam kategori ini adalah harta benda, nyawa, kehormatan. bila ini dilanggar maka harus meminta maaf. karena bila tidak nanti akan dihitung   di akhirat kelak.
cara meminta maaf ini juga ada hal-hal yang harus diperhatikan. tidak cukup menjulurkan tangan lalu bilang aku meminta maaf. tidak cukupl. ucapan yang disampaikan harus spesifik. misalnya aku minta halalnya kemarin laptopmu saya pakai ketika kamu tidak ada. jadi perlu spesifik perbuatan apa yang perlu dimintakan maaf.
Pak Kiai dawuh cukup dengan membaca istighfar karena juga bila dosa dan khilaf sudah diampuni maka kurang apa lagi. insyaAllah segala permintaan akan dikabulkan. karena salah satu penentu dikabulkannya doa adalah sedikitnya dosa. jadi tidak ada penghalang cita-citanya akan tergapai.. maka bisa dipahami secara sederhana seperti itu. dengan membaca istighfar, Allah akan ridha dan memberi ampunan. Kanjeng Nabi sudah memberi contoh, beliau minimal membaca istighfar 70 kali dalam sehari. padahal beliau orang termulia di jagat ini dan dijamin masuk surga. beliau saja masih beristighfar. seharusnya kita sebagai orang biasa yang bergelimang dosa harus berusaha membiasakan diri dengan beristiffgfar. maka para wali sudah membentuk kebiasaan dalam hal ini.dengan cara membuat ritual wiridan bakda sholat maktubah. dengan cara bersama-sama maka terasa ringan dan mudah. karena banyak temannya. dan bila doa yang dipanjatkan bersama-sama maka akan mudah dikabulkannya doa itu. demikian dawuhnya para kiai.
lalu memperbanyak sholawat Nabi. selain sebagai wasilah doa, membaca sholawat juga berharap syafaat atau pertolongan Kanjeng Nabi nanti di kehidupan akhirat. karena tidak ada yang bisa memberi syafaat keccuali beliau. lafad sholawat bermacam-macam. ada sholawat ulul albab, barzanzi, dziba', sholawat tibbil qulub, sholawat badar, sholawat badar, sholawat dalail, sholawat uhud, sholawat nariyah, sholawat ibrahim dan lain-lainnya. sebagai bentuk ekspresi cinta kanjeng nabi banyak orang sholawat yang menciptakan bacaan shalawat. biasanya untuk meringkas pembicaraan bacalah sholawat niscaya kamu akan diberi keselamatan. maksudnya pertolongan Nabi di dunia ini dan juga nanti di akhirat.
ikhtitam. semoga kita diberi kemampuan untuk membiasakan diri memohon ampun kepada Allah sebagai hak Allah dan juga dengan meminta maaf kepada sesama manusia bila ada hak adami yang kita langgar. walau agak berat namun itulah perilaku yang dicontohkan kanjeng nabi dan orang-orang soleh.  tidak lupa juga memperbanyak membaca sholawat nabi. ada riwayat yang mengatan barang siapa yang membaca satu sholawat maka akan dibalas dengan sepuluh kebaikn. wallahu a'lam bi al shawab.

KOMENTAR :         
saya sependapat dengan apa yang di katakan demikian bahwa mungkin meminta maaf memang kelihatan mudah, tapi jika kita ucapkan memang tidak  seperti apa yang kita pandang. Tapi kita sebagai hamba Allah kita harus saling memberi maaf kepada sesama manusia bila ada haq adami yang kita langgar.
           


Cara Belajar

Menarik dengan melihat cara belajar peserta didik di madrasah. Mengapa menarik karena bila dilihat dari cara belajar akan bisa dilihat tingkat pemahaman materi pelajaran. Atas hasil sample dari peserta didik ada yang belajar tiap hari,  selalu ada yang belajar ketika akan menghadapi ulangan dan juga tidak pernah belajar rutin maupun insidental.
Kemampuan belajar dan pemahaman sebenarnya bisa ditingkatkan asal ada keinginan untuk merubah. Merubah cara belajar, berubah cara berfikir, merubah pergaulan dan merubah cara beribadah.
Ada yang menarik disampaikan oleh teman guru. Selama ini peserta didik mempunyai dua gaya belajar. Yakni SAS dan SKS. SAS maksudnya adalah sistem ala semut. Lalu apa hubungannya belajar dengan semut? Semut adalah hewan yang bisa diambi ibrahnya. Walau berbentuk kecil namun ada yang bisa diambil hikmahya bagi manusia. Diantaranya bila semut bertemu dengan temannya selalu bersalaman. Secara tidak langsung bersilaturahmi dan tidak menutup kemungkinan bersilaturahim. Ada hal baru yang disampaikan bila bertemu temannya. Ada gula ditempat jauh akan tahu untuk di ambil berjamaah. Dan dikonsumsi bersama-sama.
Hubungannya dengan belajar adalah belajar itu setahap-setahap. Pelan namun pasti membaca dan belajar perlu waktu khusus setiap hari. Bisa satu jam, dua jam waktunya pun fleksibel. Bisa habis sholat maghrib, bakda sholat isya. Bisa juga tengah malam sehabis sholat tahajud. Pun bisa juga sehabis sholat subuh sebelum berangkat sekolah. Tergantung kondisi masing-masing. Enaknya dimana waktu yang pas.
Gaya yang kedua adalah SKS. Sistem kebut semalam. Tiap hari tidak mempunyai jadwal belajar. Hanya main dan main saja. Atau sebenarnya ada niat namun hanya niat saja. Tidak ada kemaun keras untuk meraihnya, untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Melihat besok ada ulangan atau ujian semua buku dibaca bahkan dengan begadang sekalipun dilakukan. Akibatnya kepala agak pening ketika ujian berlangsung. Bisa juga tidak terekam sama sekali dalam memori.
Dilihat dari keduanya memang akan lebih baik cara pertama. Belajar 2 jam x 7 hari lebih baik dari pada 14 jam x 1 hari. Cara pertama pelan namun pasti. cara kedua dikebut belum tentu berhasil karena kemampuan merekam otak manusia terbatas.
merubah cara berfikir ini tidak mudah. Sama dengan idiologi yang tidak mudah berubah. Namun perlu disadari bahwa orang mempunyai ilmu kedudukannya lebih tinggi daripada orang yang tidak berilmu. Bagaikan langit dan bumi. Untuk meraih hal itu manusia sudah diberi anugerah akal dan emosi serta tubuh yang sehat. Dengan bekal yang sudah disiapkan tinggal manusianya bagaimana?
merubah pergaulan. Bergaul penting? Ya penting, sama juga dengan berjejaring,  bermasyarakat, bersilaturahim. Dengan bergaul akan menambah luas wawasan dan pengetahuan. Kesemuanya untuk bekal kehidupan. Wallahu a’lam bi al shawab.
KOMENTAR :
                        Kemampuan belajar dan pemahaman sebenarnya bisa ditingkatkan asal ada keinginan untuk merubah. Merubah cara belajar, berubah cara berfikir, merubah pergaulan dan merubah cara beribadah dan  menangkap  materi yang  disampaikan oleh teman atau guru. Mungkin dengan demikian cara belajar kita bisa lebih efisien dan mudah.


Memperhatikan Hal Yang Sederhana


Dawuhnya kanjeng Nabi dirasakan banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan. Memang Nabi adalah teladan. Sehingga segala perkataan, perbuatan dan penetapan beliau bisa dijadikan dasar dalam menjalani hidup.
Dari sekian dawuh sebenarnya tidak ada yang remeh dan tidak penting. Semuanya patut diperhatikan. Terkadang oleh karena sering kita mendengar, dipahami, dijalani, disampaikan kiai kita sehingga kita tergugah untuk menjalaninya. Sedangkan belum dipelajari, belum diyakini, bahkan belum mendengar sendiri terkadang memang terlupakan. Bahkan tidak diperhatikan.
Perintah sholat umpamanya. Karena begitu urgennya masalah ini maka sering seorang penceramah menyampaikannya berkali-kali. Sehingga jamaah bisa memahaminya. Ditopang juga ada teladan dari tokoh agama. Sedangkan kalau hanya disampaikan tanpa contoh nyata maka akan bisa masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Hanya lewat begitu saja.
Sholat secara pribadi kelihatan sudah dilaksanakan walau terkadang hanya sholat munfarid, dilakukan sendiri dan di rumah sendiri. Keinginan, kepeduliaan untuk melaksanakan sholat di masjid dan mushola ternyata perlu diterus digerakkan. Hal ini ternyata tidak cukup hanya sebatas keinginan namun ternyata juga kepedulian.
Keinginan sebatas tahu bahwa sholat berjamaah itu lebih utama. Namun perlu ditambahi dengan kepeduliaan. Kepeduliaan kita sebagai umat untuk memakmurkan masjid, memberi teladan tetangga kiri kanan masjid, sebagai syiar islam dan sebagainya. Dan kepeduliaan ini tidak hanya kewajiban seorang pemimpin semata sebenarnya. Namun seluruh umat. Memang pemimpin lebih besar pengaruhnya. Karena akan dilihat dan diikuti oleh bawahannya.
Untuk menggerakkan orang mau sholat jamaah memang bukan hal yang sepele. Ternyata juga perlu waktu. Sebagai contoh saja, pak imam suprayogo menggerakan civitas akademik di uin malang untuk bisa sholat berjamaah membutuhkan waktu sampai 13 tahun. Suatu kurun waktu yang tidak singkat. Setiap waktu sholat dikumandangkan adzan. Beliau memberi contoh bergegas ke masjid sambil mengajak semua dosen karyawan pimpinan untuk pergi bersama-sama ke tempat sholat. Ini dilakukan tidak sehari dua hari tapi telaten setiap hari.
Gambaran mudah seharusnya lembaga pendidikan islam menunjukkan nilai ritual islam dengan sendirinya. Ternyata tidak cukup hipotesa ini. Perlu ditelisik lebih dalam. Dalam arti tidak serta merta. Butuh proses.
Dari pengalaman di uin malang  ternyata yang istikomah sholat berjamaah adalah pegawai rendahan. Mereka sudah dengan sendirinya berangkat ke masjid ketika mendengar adzan. Sudah menjadi habit, kebiasaan dan kebutuhan. Sedang orang yang berpendidikan tinggi belum tentu menyadari tentang pentingnya sholat berjamaah. Ada saja alasannya sholat adalah ibadah pribadi, tidak perlu diperlihatkan di masjid. Sholat di ruangan sudah cukup, masih mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Jadi hal ini  tidak berlaku pendidikan tinggi atau rendah namun juga hidayah. Dan hidayah ini menurut sementara pihak tidak jatuh dari langit namun dicari, dihayati dan dilaksankaan.
Melihat pengalaman seperti di atas. Alangkah baiknya bila seluruh pendidikan islam menunjukkan salah satu power islam itu sendiri. Yakni sholat berjamaah. Ketika adzan semua yang ada berbondong-bondong menuju masjid, segala pekerjaan ditinggal. Bersama-sama menuju keridhoan ilahi. Di masjid bisa bersilaturahmi dengan semua pihak. Segala masalah bisa dipecahkan, minimal oleh karena sering bertemu segala kebekuan akan bisa terurai. Bila ini terjadi suasana cair bahkan bisa membuat terobosan program yang akan dikerjakan bersama untuk kemajuan lembaga. Bukan malah lembaga pendidikan islam hanya sekedar tulisan lembaganya saja sedangkan ruhnya ditinggalkan. Hal ini perlu kesadaran semua pihak.
Berkaitan ini pula tentunya perlu sarana prasarana yang memadai, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi bersama. Bukankah orang non muslim akan keder melihat kita bila banyak dari kita melakukan sholat subuh berjamaah di masjid. Memang hal ini sulit dan berat.
Akhirnya perintah kanjeng nabi perlu disadari untuk dilaksanakan karena manfaatnya baik untuk kehidupan kita. Baik sekarang maupun yang akan datang. Wallahu a'lam bi al shawab.


KOMENTAR :
                        Mungkin dari kita memperhatikan hal-hal yang sederhana kita mungkin sering menyepelekan atau menghiraukan begitu saja, tapi kita tidak tahu bahwasannya di balik hal yang sederhana itu, ada manfaat yang luar biasa yang tidak di ketahui oleh kita semua. Jadi ku harap dari hal-hal yang sepele kita usahakan menghargai sebentar atua kita bisa memahami mungkin di balik itu semua kita bisa menemukan hal-hal yang yang sangat bermanfaat sekali buat kita.terimakasih.


Belajar Menulis


Menulis bagi sebagian orang adalah hal yang menjemukan, sulit dan tidak ada gunanya. Hal semacam ini tidak hanya orang biasa bahkan orang yang bergelut dibidang akademikpun bisa seperti ini. Contoh mudah saja di sekolah. Dari sekian puluh guru bahkan di sekolah negeri, yang bisa menulis teratur bisa dihitung dengan jari tangan. Ya, jarin tangan yang berjumlah 10.
Dari sekian guru yang ada tak jarang bahkan telah menyelesaikan studi masternya. Lha, mengenai hal ini lalu bagaimana padahal menulis seharusnya menjadi tuntutan dari sikap profesioanal sebagai seorang pendidik?
Alasan memang beragam. Mulai dari tidak ada waktu, tidak punya bakat, tidak ada sarana, menulis tidak penting dalam karir karena yang menentukan adalah pendekatan (katanya). Sehingga semakin jauh sosok guru untuk bisa menuangkan ide-ide yang beragam tiap hari untuk ditulis. Memang kayaknya sederhana misalnya pengalaman atau permasalahan dikelas sebenarnya bisa saja dijadikan sumber tulisan. Namun lagi-lagi tidak ditulis. Apa mungkin karena malas, ah mungkin tidak. Terlalu tinggi bahasanya bila guru dikatakan malas untuk menulis. Mungkin yang lebih pas adalah belum terbiasa menulis. Tapi jangan-jangan oleh karena dulunya ketika kuliah tidak terbiasa menulis. Mungkin ini juga masalahnya. Kurikulum belum menyentuh aspek kebiasaan untuk menulis. Memang menulis belum menjadi kewajiban sejak dulu. Hal ini saya alami sendiri ketika sekolah hingga menempuh pendidikan hingga sekarang. Yang ada hanya kesadaran dari diri pribadi saja.
Permasalahan karena tidak terbiasa menulis menjadi diagnose awal. Oleh karena itu ada kegiatan yang saya lakukan ketika mengajar di kelas. Siswa saya beri tugas untuk menulis jurnal pelajaran. Ya, sekitar setengah halaman kertas. Apa yang diajarkan selama dua jam di kelas di tulis yang diingat. Bias berasal dari peta konsep yang saya tulis di depan lalu dijabarkan atau dari pertanyaan dan umpan balik yang diberikan oleh siswa. Atau juga ungkapan rasa kesal, ngantuk, tidak mood ketika kegiatan belajar mengajar.
Dari sekian eksperimen dilakukan ada hal yang menggembirakan. Siswa yang rajin dan tanggap atas tugas yang diberikan belajar menulis. Dan tulisannyapun lumayan bagus. Bagus untuk seukuran siswa. Walau bahasanya campuran terkadang juga dicampur antara bahasa Indonesia dan bahasa jawa plus bahasa gaul namun cukup membesarkan hati yang mengajar. Saya sampaikan menulis semudah menulis sms. Semudah menulis diary. Jadi enjoy saja. Jangan takut salah, jelek, menjemukan. Takut dicemooh oleh teman, takut dianggap bloon karena tulisannya sederhana. Saya anggap hal itu hanya belenggu semata. Dan bila ingin berubah, bila ingin sukses mau gak mau harus menghilangkan belenggu tadi.
Bahkan agak ekstrem saya memberi motivasi bila sulit untuk menulis balasan sms dari teman agar ditulis saja agar isi tulisannya banyak. Atau juga tulisannya dibuat besar-besar ukurannya. Bila hal ini dikerjakan maka akan cepat penuh tulisan sehalaman.
Syukur, Alhamdulillah. Dari sekian siswa ada yang bias menulis tiga halaman sekali menulis. Isinya tidak hanya melulu pelajaran. Tapi juga pengalaman dan aktivitas sehari-hari. Menurut saya hal ini tidak menjadi persoalan. Karena target saya adalah membiasakan siswa untuk menulis setiap hari. Syukur-syukur bias digunakan untuk karya. Ya,karyanya kelak. Bila ini terus menerus dibiasakan hingga ia menjalani kuliah maka tak ayal lagi bias jadi ia menjadi penulis professional. Ini adalah harapan.
Santri menulis masih samar-samar terdengar. Namun ada juga . dan saya senang bila ada santri yang gemar menulis dan mempunyai karya yang monumental. Sebenarnya para kiai kita sudah memberi contoh dan keteladanan betapa menulis dan mempunyai karya bias lebih abadi. Bahkan menjadi jariyah bagi penulisnya walau beliaunya sudah wafat. Sebagaimana Imam Ghozali menulis Ihya’ ulumuddin, begitu juga Imam Syafi’I karyanya yang termasuk qaul qadim dan qaul jaded. Yang masih dijadikan rujukan hokum hingga sekarang. Belum lagi kiai dari daerah sekitar. Ada Syeh Ihsan Jampes Kediri, lalu Syeh Mahfudz Termas Pacitan, Syeh Nawawi Banten lalu Kiai Bisri Mustofa karya-karya beliau masih di baca hingga sekrang. Suatu karya yang luar biasa.
Melihat sudah diberi contoh seperti itu seyogyanya kita berusaha meniru beliau-beliau. Walau mungkin hanya goresan satu halaman atau juga setengah halaman tiap hari. Semoga semua itu ada manfaatnya kelak.
Meningkat pada tingkatan mahasiswa kemampuan menulis sederhana juga masih saya rasakan masih rendah. Untuk memancing mereka saya juga memberi tugas menulis jurnal kuliah minimal satu halaman. Lalu diposting di blog masing-masing. Setelah satu tahap ini dilakukan walau sederhana ada hasil. Mahasiswa dengan sendirinya belajar menulis walau terkadang yang diposting adalah makalah presentasinya sendiri. Namun saya lihat ini ada kemajuan. Mahasiswa belajar membuat blog, belajar menulis atau mengetik dan lebih melek dengan dunia maya. Waktu penilaian saya ambil dari seberapa banyak tulisan yang diposting di blog masing-masing.
Ini ikhtiar sederhana sebagai usaha untuk membiasakan siswa madrasah untuk belajar menulis. Menjadikan menulis bagian dari hidup apapun nanti profesinya kelak. Karena tulisan ada manfaatnya. Bias juga digunakan untuk menumpahkan isi hati biar plong. Ternyata juga bias sebagai obat dari sakit. Seperti ini dilakukan oleh Dahlan Iskan. Ketika operasi cangkok hati malah menulis kronologisnya ia dioperasi. Malah dapat hasil. Bias share pengalamannya, bias dijadikan buku dan lain sebagainya. Begitu juga pengalaman BJ Habibi. Karena masih trauma ditinggal Bu Ainun maka terapi yang dianjurkan para koleganya adalah menulis. Jadilah buku Habibi dan Ainun dan bahkan diangkat menjadi film layar lebar. Wallahu a’lam bi al shawab.

KOMENTAR :
            Mungkin pada umumnya orang mengatakan belajar menulis dengan tertur itu sangat susah, tapi saya tidak berpendapat demikian bahwa sebenarnya jika kita mau melakukan hal apa saja jika kita sungguh-sungguh dalam belajar sesulit apapun itu pasti kita bisa melampauinya , demikian kita dalam belajar menulis jika kiita telaten kita sungguh-sungguh pasti lama kelamaan kita akan bisa, seperti kata pepatah, bisa karena biasa.


Beratnya Menjaga Persatuan


Negara kita indonesia terdiri dari beragam suku, etnis, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Ditunjang lagi sebagai negara kepulauan. Bahkan menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Ini sebagai aset sekaligus tantangan bila tidak bisa mengelolanya dengan baik.
Dengan pertimbangan di atas maka saling menghormati, menghargai dengan yang lain menjadi kebutuhan. Seperti terjadi saat sekarang. Saudara kita yang beragama kristen akan merayakan hari natal. Sebagai tetangga yang baik bila ada tetangganya merayakan hari raya tentunya juga berusaha menghargai dan menghormati pelaksanaannya.
Sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari. Tatangga yang berbeda keyakinan wajib dihormati hak-haknya sebagai tetangga. Hak kehormatan, hak harta, hak keyakinan. Memang itu adalah haknya. Apabila kita melanggar berarti melanggar larangan nabi. Nabi sendiri memerintahkan untuk memenuhi hak-hak orang non muslim selagi ia juga menunaikan hak dan kewajibannya.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering dinamakan dengan toleransi. Toleransi atau orang lain bebas melaksanakan hak-haknya dengan batas-batas tertentu. Bukan lantas tanpa batas. Ada hak agama orang lain yang juga perlu dihormati. Misalnya agama a merayakan hari raya b. Lalu mengundang penganut agama dc agar datang dalam perayaan hari raya b. Ini yang kurang benar. Berarti tidak menghormati orang yang sudah beragama. Atau juga memanfaatkan ketidaktahuan warga agar "terpeleset" secara akidah. Bagi orang awam dengan jargon tolereransi terkadang anut grubyuk tanpa melihat sisi manfaat dan madhorot.
Kiranya perlu dibedakan antara apa yang dilakukan oleh gus dur dan pak said aqiel siraj ketika acara natalan dengan orang awam di pedesaan.
Gus dur dan pak said memang sengaja diundang untuk memberi pidato universal agama sebelum acara di mulai. Setelah selesai langsung pulang tanpa mengikuti ritual agamanya. Sedang orang di desa terkadang memang sengaja diundang untuk mengikuti kegiatan ritual ibadah suatu agama bersama-sama. Jadi mengikuti ritual ibadah. Ini yang seharusnya dihindari. Lalu diberi makanan yang enak-enak. Dan tanpa berpikir panjang lantas dimakan.
Bila ada makanan untuk ritual agama lain berarti kita sebagai muslim tidak boleh memakannya. Hal ini sudah dijelaskan dalam ajaran agama kita. Lha, lalu bagaimana pemanfaatannya bila diberi makanan? Diberikan kepada yang bisa memanfaatkannya. Ini juga perlu dipahami oleh pemeluk agama lain memang beginilah ajaran agama kita. Jangan tersinggung.
Ini hal berbeda jika tidak ada kegiatan ritual lalu memberi makanan yang menurut kita halal ya tidak apa bila dimakan saja.
Mengenai hal ini saya teringat ada kisah nabi tentang hal ini. Dan kanjeng nabi juga memakannya. Lalu dari cerita pak imam suprayogo. Beliau sering diundang oleh perguruan tinggi non muslim. Mulai dari bali, kupang, palangkaraya, papua, palu dan sebagainya. Ketika waktunya makan, oleh tuan rumah diajak ke rumah makan minang. Tidak disediakan khusus untuk itu. Ini dikandung maksud bahwa tuan rumah memang memahami bahwa pak imam memang seorang muslim. Daripada ada rasa rikuh dan sebagainya atas kehalalan makanan maka diajak saja ke rumah makan yang bagi keduanya tidak ada sakwasangka. Maka dipilihlah rumah makan minang.
Sudah jamak diketahui bahwa rumah makan minang pemiliknya muslim. Orang non muslimpun juga suka makan di rumah makan minang. Maka kloplah solusinya. Bisa menghormati tamu dan melanjutkan relasi dengan baik.
Bila hal ini disadari dan dilaksanakan dalam kehidupan maka terajut keharmonisan dalam bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.
Bukankah persatuan harganya lebih mahal? Maka sangat perlu bagi seluruh elemen anak bangsa untuk merajut tali persatuan tanpa ada yang dirugikan. Wallahu a'lam bi al shawab.


KOMENTAR :
            memang kalau kita siasati atau kat orang berpendapat bahwa menjaga suatu persatuan bangsa itut sangat berat, tapi jika kita semua rakyat mengakui bahwa ini adalah negara kita bersama apapun yang akan terjadi dari gangguan asing kita harus menjaga bersama, kita harus hadapi bersama walaupun seberat apaun jika kita mau bersama-sama melakukannya maka akan tampak begitu mudah, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.


pidato INQILABI HAQIQI

Diposting oleh Unknown

INQILABI HAQIQI
(Revolusi Sejati)

Revolusi menurut bahasa kamus sama dengan perubahan secara mutlak dan menyeluruh.
Revolusi dlm bahasa politik sering dimaknai sebagai perubahan sistem ketatanegaraan baik dilakukan secara damai maupun perang. Revolusi sering diibaratkan mendirikan sebuah bangunan baru di atas tanah yang sudah ada bangunannya, maka bangunan lama itu harus dihancurkan sampai rata dengan tanah kemudian dimulai dengan bangunan baru.
Dalam pembahasan ini saya akan menyampaikan tentang revolusi keagamaan. Dimana meskipun secara nas, Agama itu terletak pada Kitab-kitab Suci, namun secara esensial agama itu terletak pada akal pikiran dan perilaku para penganutnya, karena sebagai pemikul beban agama adalah manusia sebagai makluk yg sempurna.
Maka Implementasi nilai ajaran suatu agama cenderung mengalami perubahan/pergeseran sejalah dengan perkembangan akal pikiran dan perilaku para penganutnya itu, dan ini bisa kita lihat dari keberadaan agama-agama besar di dunia yg sudah mengalami pergeseran, termasuk Islam. Padahal Islam dinyatakan sebagai agama yang paling benar dan sempurnya :

Inaddiina Indallohil Islam.
(sesungguhnya agama yg benar disisi Allah adalah islam)

 ”Pada hari ini telah kucukupkan bagimu nikmatku dan telah kesempurnakan Islam sebagai agama bagimu” (Al Maidah : 3)
Selain itu bahwa Kebenaran dan keaslian Kitabnya (Al Quran) pun telah dijamin oleh Allah SWT :
Inna nahnu nazalna dikro wainalahu lahafidhun.
(Sesunguhya Aku yg menurunkan Al-Quran ini dan Aku pula yg akan menjaganya).

Namun demikian krn nilai ajaran agama secara esensial terletak pada akal pikiran manusia dan menjelma dalam perilaku, maka implementasinya sangat ditentukan sejauh mana pemahaman ajaran agama itu oleh umat Islam itu.
Rasululah saw dalam hal ini pernah mensinyalir/menubuatkan bahwa :
suatu saat nanti Islam hanya tinggal namanya, dan Al Quran hanya tingal tulisannya, namun perilaku umat islam akan jauh dari kebenaran agama Islam”.

Maka istilah Inqilabi Haqiki / Revolusi Sejati yang saya gulirkan adalah dimaksudkan bagaimana menghidupkan nilai kebenaran ajaran Islam dalam diri setiap umat Islam sehingga mereka memiliki pola pikir dan perilaku yg selaras dg ajaran Islam, sehingga Islam tidak tinggal namanya dan Al-Quran tidak tinggal tulisannya.
Maka Revolusi sejati adalah perubahan secara mutlak dan menyeluruh pada diri kita sendiri untuk bisa hidup dengan penuh keimanan, kemudian istiqomah/konsisten dengan keimanan itu, yakni menselaraskan pola pikir dan perilaku dalam kehidupan kita menurut dan sesuai ajaran Islam.

Kata orang bijak :
We Must can be made good before we can do good
Kita harus lebih dulu dibuat baik sebelum kita dapat berbuat baik utk orang lain”.

Kata A.A Gym:
mulailah dari diri sendiri, dari hal kecil, dan dari saat ini juga”
Sebenarnya ini juga sejalan dengan konsep revolosi besar, dimana untuk dapat merubah sebuah negara harus dirubah rakyatnya, untuk merubah rakyatnya harus dirubah akal pikiran dan perilaku dari setiap individunya (yang dalam bahasa keren sekarang sering kita dengar perubahan Mind set). Karena tanpa perubahan individu maka nonsense akan muncul yang namanya revolusi besar.

Karena Allah SWT telah menyatakan bahwa :
Innallaha la yughoyiru ma biqoumin hatta yughoyiru ma bi anfusihim
(sesungguhnya Allah tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka sendiri mengubah apa yg ada pada diri mereka sendiri)
Al-Quran juga telah memberikan konsep tentang revolusi ini :
man amana waaslaha la haufun walahum yahzanun
(“barang siapa beriman terhadap kebenaran agama, kemudian membentuk sikap, perangai dan tindakan-tindakan yang selaras dengan keimanan itu, maka bagi mereka tidak akan ada ketakutan dan kesusahan”).

Kemudian bagaimana kita dapat melakukan revolusi diri, antara lain :
1. Tadbir (perenungan)
- Memahami kembali tentang arti dan makna hidup yg sesungguhnya.
Pesan orang bijak :
Wong urip iku yen padang (terang harinya/terang hatinya) upoyo pangan”
yen peteng (gelap harinya/gelap hatinya) noto pikiran”.
Jadi sebelum tidur direnungkan dan dievaluasi kejadian selama 1 hari, perbuatan apa yang sudah dilakukan (baik-buruk), apa yang sudah dilakukan hari ini, dan apa yg akan dilakukan besok. memahami tentang cara-cara memperoleh tujuan hidup itu selaras dengan ajaran agama yang kita yakini.
salah satu kelemahan dari manusia saat ini adalah ketidaktahuan yg mencolok utk membedakan antara kebutuhan dg kerakusan”
Sehingga ketika kita masih salah dalam menentukan jalan untuk mencapai tujuan hidup, maka berarti kita masih termasuk sebangsa kera menurut teori Evolusi Charles Darwin.
Inallaha la yanduru ila suwarikum waamwalikum, walakin yanduru ila qulubikum waamalikum
(sesunguhnya Allah tidak melihat wajah-wajah kamu dan harta benda kamu, tetapi Allah melihat hati kamu dan amal perbuatan kamu)
Jadi meskipun secara fisik penampilan kita gagah dan ganteng selayaknya manusia namun ketika perilaku kita belum selaras dg nilai ajaran agama, selama itu kita masih disamakan dengan kera, atau lebih hina dari kera (dalam Al Quran disebut : ”balhum adhol”).

2. Doa
Ud’uni astajib lakum
kamu berdoalah, niscaya akan Aku kabulkan” (Al-Mukmin : 61)
Dalam ayat al-quran yg berkaitan dengan ayat-ayat puasa jg dinyatakan :
Waidha sa’alaka ibadi anni faini qorib, ujibudda’watadda’i idha da’an
dan apabila hamba-hambaku bertanya tentang Aku, maka katakanlah Aku dekat, Aku akan mengabulkan doa orang yang memohon kepada-Ku” (Al-Baqarah : 187)

Maka ketika kita menginginkan perubahan pada diri kita dari segala hal yg tidak/kurang baik menjadi baik, selain melalui proses perenungan juga diharuskan senantiasa berdoa. Dan karena ini bulan Ramadhan  yg merupakan waktu yg mustajab utk berdoa, maka hendaknya kita memperbanyak doa, mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan.

3. Bergaul dengan orang shaleh
- Kuunu ma’asshodiqin
Berkumpullah bersama-sama orang yg benar/shaleh”
- karena berkumpul bersama orang yg benar dan shaleh akan berpengaruh pada kebaikan diri kita.

Mudah-mudahan melalui Tadbir (perenungan), melalui doa dan pergaulan dengan orang-orang benar dan sholeh akan membawa perubahan dan revolusi sejati pada diri kita, sehingga segala hal yang kita jalani untuk memenuhi tujuan hidup senantiasa berhasil dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Dan ketika kita kembali  kehadirat Allah SWT dalam keadaan Khusnul Khatimah. Amin.

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan sendau gurau, sedangkan kehidupan akherat lebih kekal”.

PERAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

Diposting oleh Unknown

PERTEMUAN KE I
PERAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

1.       Perkembangan Bahasa Indonesia 
                    dilakukan usaha ke arah terwujudnya bahas Indonesia sebagai bahasa resmi. Upaya yang disebut sebagai pembinaan diarahkannya tujuan tersebut. Agar bahasa nasional itu sebagai media komunikasi semakin luas dikenal dan dipergunakan di dalam masyarakat Indonesia baru.
2.       Tujuan Perkembangan Bahasa Indonesia
Ø  Tujuan pertama adalah agar bahasa nasional itu sebagai media komunikasi semakin luas dikenal dan dipergunakan di dalam masyarakat Indonesia baru.
Ø  Tujuan kedua adalah agar bahasa itu sendiri sebagai suatu sistem simbol, menjadi semakin lengkap sebagai suatu perangkat yang utuh.

3.       Peran Bahasa Indonesia
Ø  sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Kenyataan sejarah itu berarti bahwa bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi antarsuku, antardaerah, dan bahkan antarbudaya.
Ø  bahasa Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat komunikasi dalam peri kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

4.       Pembinaan Jati Diri Bangsa
Ø  bahasa Indonesia senantiasa selalu dibina dan dipelihara oleh seluruh warga masyarakat, yaitu baik pemerintah maupun swasta, baik pakar maupun awam.
Ø  kebahasaan yang meliputi baik ketatabahasaan maupun kosakata.
Ø  kebahasaan yang dipentingkan adalah rancang bangunnya atau tingkat kebakuan kaidah-kaidahnya.

5.       Bahasa Indonesia dan Pembinaan Kehidupan Budaya Bangsa
Ø  bahasa Indonesia dan bahasa daerah, dalam hal pengembangan iptek perhatian itu hendaknya dipusatkan pada bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bahasa asing.
Ø  mengusahakan agar dalam bahasa Indonesia juga tersedia perangkat peristilahan yang menyangkut bidang iptek tersebut.
Ø  Pembinaan bahasa Indonesia terus ditingkatkan sehingga penggunaannya secara baik dan benar serta dengan penuh rasa bangga makin menjangkau seluruh masyarakat, memperkukuh persatuan dan kestuan bangsa.

6.       Bahasa Indonesia dan Sumbangannya terhadap  Kehidupan Bangsa
       Ungkapan ”bahasa menunjukkan bangsa” memperlihatkan kesalingterikatan yang sangat erat antara bahasa dan kehidupan bangsa.