INQILABI
HAQIQI
(Revolusi
Sejati)
Revolusi
menurut bahasa kamus sama dengan perubahan secara mutlak dan
menyeluruh.
Revolusi
dlm bahasa politik sering dimaknai sebagai perubahan sistem
ketatanegaraan baik dilakukan secara damai maupun perang. Revolusi
sering diibaratkan mendirikan sebuah bangunan baru di atas tanah yang
sudah ada bangunannya, maka bangunan lama itu harus dihancurkan
sampai rata dengan tanah kemudian dimulai dengan bangunan baru.
Dalam
pembahasan ini saya akan menyampaikan tentang revolusi keagamaan.
Dimana meskipun secara nas, Agama itu terletak pada Kitab-kitab Suci,
namun secara esensial agama itu terletak pada akal pikiran dan
perilaku para penganutnya, karena sebagai pemikul beban agama adalah
manusia sebagai makluk yg sempurna.
Maka
Implementasi nilai ajaran suatu agama cenderung mengalami
perubahan/pergeseran sejalah dengan perkembangan akal pikiran dan
perilaku para penganutnya itu, dan ini bisa kita lihat dari
keberadaan agama-agama besar di dunia yg sudah mengalami pergeseran,
termasuk Islam. Padahal Islam dinyatakan sebagai agama yang paling
benar dan sempurnya :
Inaddiina
Indallohil Islam.
(sesungguhnya
agama yg benar disisi Allah adalah islam)
”Pada
hari ini telah kucukupkan bagimu nikmatku dan telah kesempurnakan
Islam sebagai agama bagimu” (Al Maidah : 3)
Selain
itu bahwa Kebenaran dan keaslian Kitabnya (Al Quran) pun telah
dijamin oleh Allah SWT :
Inna
nahnu nazalna dikro wainalahu lahafidhun.
(Sesunguhya
Aku yg menurunkan Al-Quran ini dan Aku pula yg akan menjaganya).
Namun
demikian krn nilai ajaran agama secara esensial terletak pada akal
pikiran manusia dan menjelma dalam perilaku, maka implementasinya
sangat ditentukan sejauh mana pemahaman ajaran agama itu oleh umat
Islam itu.
Rasululah
saw dalam hal ini pernah mensinyalir/menubuatkan bahwa :
”suatu
saat nanti Islam hanya tinggal namanya, dan Al Quran hanya tingal
tulisannya, namun perilaku umat islam akan jauh dari kebenaran agama
Islam”.
Maka
istilah Inqilabi
Haqiki / Revolusi Sejati
yang saya gulirkan adalah dimaksudkan bagaimana menghidupkan nilai
kebenaran ajaran Islam dalam diri setiap umat Islam sehingga mereka
memiliki pola pikir dan perilaku yg selaras dg ajaran Islam, sehingga
Islam tidak tinggal namanya dan Al-Quran tidak tinggal tulisannya.
Maka
Revolusi
sejati
adalah perubahan secara mutlak dan menyeluruh pada diri kita sendiri
untuk bisa hidup dengan penuh keimanan, kemudian istiqomah/konsisten
dengan keimanan itu, yakni menselaraskan pola pikir dan perilaku
dalam kehidupan kita menurut dan sesuai ajaran Islam.
Kata
orang bijak :
We Must can be
made good before we can do good
“Kita harus
lebih dulu dibuat baik sebelum kita dapat berbuat baik utk orang
lain”.
Kata
A.A Gym:
“mulailah
dari diri sendiri, dari hal kecil, dan dari saat ini juga”
Sebenarnya
ini juga sejalan dengan konsep revolosi besar, dimana untuk dapat
merubah sebuah negara harus dirubah rakyatnya, untuk merubah
rakyatnya harus dirubah akal pikiran dan perilaku dari setiap
individunya (yang
dalam bahasa keren sekarang sering kita dengar perubahan Mind set).
Karena tanpa perubahan individu maka nonsense akan muncul yang
namanya revolusi besar.
Karena
Allah SWT telah menyatakan bahwa :
Innallaha
la yughoyiru ma biqoumin hatta yughoyiru ma bi anfusihim
(sesungguhnya
Allah tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
sendiri mengubah apa yg ada pada diri mereka sendiri)
Al-Quran
juga telah memberikan konsep tentang revolusi ini :
man
amana waaslaha la haufun walahum yahzanun
(“barang
siapa beriman terhadap kebenaran agama, kemudian membentuk sikap,
perangai dan tindakan-tindakan yang selaras dengan keimanan itu, maka
bagi mereka tidak akan ada ketakutan dan kesusahan”).
Kemudian
bagaimana kita dapat melakukan revolusi diri, antara lain :
1.
Tadbir (perenungan)
-
Memahami kembali tentang arti dan makna hidup yg sesungguhnya.
Pesan
orang bijak :
”Wong
urip iku yen padang (terang harinya/terang hatinya) upoyo pangan”
”yen
peteng (gelap harinya/gelap hatinya) noto pikiran”.
Jadi
sebelum tidur direnungkan dan dievaluasi kejadian selama 1 hari,
perbuatan apa yang sudah dilakukan (baik-buruk), apa yang sudah
dilakukan hari ini, dan apa yg akan dilakukan besok. memahami tentang
cara-cara memperoleh tujuan hidup itu selaras dengan ajaran agama
yang kita yakini.
“salah
satu kelemahan dari manusia saat ini adalah ketidaktahuan yg mencolok
utk membedakan antara kebutuhan dg kerakusan”
Sehingga
ketika kita masih salah dalam menentukan jalan untuk mencapai tujuan
hidup, maka berarti kita masih termasuk sebangsa kera menurut teori
Evolusi Charles Darwin.
Inallaha
la yanduru ila suwarikum waamwalikum, walakin yanduru ila qulubikum
waamalikum
(sesunguhnya
Allah tidak melihat wajah-wajah kamu dan harta benda kamu, tetapi
Allah melihat hati kamu dan amal perbuatan kamu)
Jadi
meskipun secara fisik penampilan kita gagah dan ganteng selayaknya
manusia namun ketika perilaku kita belum selaras dg nilai ajaran
agama, selama itu kita masih disamakan dengan kera, atau lebih hina
dari kera (dalam
Al Quran disebut : ”balhum adhol”).
2.
Doa
Ud’uni
astajib lakum
“kamu
berdoalah, niscaya akan Aku kabulkan” (Al-Mukmin : 61)
Dalam
ayat al-quran yg berkaitan dengan ayat-ayat puasa jg dinyatakan :
Waidha
sa’alaka ibadi anni faini qorib, ujibudda’watadda’i idha da’an
”dan
apabila hamba-hambaku bertanya tentang Aku, maka katakanlah Aku
dekat, Aku akan mengabulkan doa orang yang memohon kepada-Ku”
(Al-Baqarah : 187)
Maka
ketika kita menginginkan perubahan pada diri kita dari segala hal yg
tidak/kurang baik menjadi baik, selain melalui proses perenungan juga
diharuskan senantiasa berdoa. Dan karena ini bulan Ramadhan yg
merupakan waktu yg mustajab utk berdoa, maka hendaknya kita
memperbanyak doa, mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan.
3.
Bergaul dengan orang shaleh
-
Kuunu
ma’asshodiqin
”Berkumpullah
bersama-sama orang yg benar/shaleh”
-
karena berkumpul bersama orang yg benar dan shaleh akan berpengaruh
pada kebaikan diri kita.
Mudah-mudahan
melalui Tadbir (perenungan), melalui doa dan pergaulan dengan
orang-orang benar dan sholeh akan membawa perubahan dan revolusi
sejati pada diri kita, sehingga segala hal yang kita jalani untuk
memenuhi tujuan hidup senantiasa berhasil dan selalu dalam lindungan
Allah SWT. Dan ketika kita kembali kehadirat Allah SWT dalam
keadaan Khusnul Khatimah. Amin.
”Sesungguhnya
kehidupan dunia hanyalah permainan dan sendau gurau, sedangkan
kehidupan akherat lebih kekal”.
0 komentar:
Posting Komentar